Welcome to My Digi World!!

Selamat datang di blogku yang sederhana ini..
Berbeda dengan meidwinna.blogspot.com, blog ini aku persembahkan khusus untuk membahas tentang dunia arsitektur. Kuliahku, foto-foto, ataupun pemikiran-pemikiranku tentang arsitektur. Selamat menikmati.. Semoga bermanfaat..

Besucher-zahler

Counter

Jumat, 27 Maret 2009

Masa Muda

Seperti apa masa muda kita...

study oriented?

happy happy?

aktivis?

apapun itu, simak lirik lagunya Edcoustic "Masa Muda"..


Masa Muda
by Edcoustic (Album : Masa Muda)



Masa muda usiaku kini

Warna hidup tinggal kupilih

Namun aku telah putuskan

Hidup diatas kebenaran


Reff :

Masa muda penuh karya untukMu Tuhan

Yang aku persembahkan sbagai insan beriman

Mumpung muda ku tak berhenti menapak cita

Menuju negeri syurga yang nun jauh disana


Kini jelas tiap langkahku

Illahi jadi tujuanku

Apapun yang aku lakukan

Islam slalu jadi pegangan


http://lirik-nasyid-indonesia.blogspot.com/search/label/Edcoustic



Well, sudah jelas masa muda yang terbaik adalah ketika kita menjadikan Islam sebagai pegangan dan Allah sebagai tujuan hidup kita. Selamat menikmati masa muda ini...

Kamis, 05 Maret 2009

Struktur dalam Arsitektur dan Strategi Penghitungan


Arsitektur mutlak membutuhkan struktur, namun sebaliknya struktur tidak mutlak membutuhkan arsitektur. Inilah yang merupakan dilema seorang desainer. Banyak yang berpendapat bahwa menciptakan struktur berarti menciptakan arsitektur. Adapun kaitannya dengan bangunan, secara kwalitatif terdapat perbedaan antara bangunan arsitektur dan bangunan simple (non arsitektur). Dimana struktur merupakan suatu komposisi yang sangat penting dalam keseluruhan konsep suatu bangunan. Sehingga arsitektur ditantang untuk menciptakan struktur yang elegan.

Untuk bisa menciptakan karya-karya arsitektur dengan struktur yang elegan, diperlukanlah komputasi yang tepat dan teliti. Untuk itu, dibuatlah berbagai macam program yang kini banyak kita temukan, demi menciptakan bangunan dengan teknologi tinggi yang tentunya dipadu dengan estetika arsitektur.

Lalu bagaimana strategi komputasi mampu menggabungkan teknologi dan estetika arsitektur?

Keuntungan dari penghitungan telah memperbaharui ketertarikan dalam mendesain bentuk yang bebas dan juga mempermudah penerjemahan kalkulasi matematis yang kompleks dan rumit. Produk digital menjadikan sesuatu yang terasa mustahil menjadi mungkin, dengan kemudahan perhitungan matematis dalam sistem CAD modern. Akibatnya, pada hari ini hampir semua produk arsitektur mengagumkan ditengahi dari geometri dasar yang kompleks dan perwujudan dan kenyataan.

Berkaitan dengan hal itu, diperlukan teknik khusus untuk meningkatkan produk. Arsitek itu lebih cenderung kepada pemilihan bentuk-bentuk daripada mendesain bentuk-bentuk baru.

---

Sebagian besar permasalahan insinyur jauh lebih kompleks dan memerlukan lebih banyak variabel untuk dievaluasi satu sama lain, yaitu variabel yang terikat dengan aturan. Adapun variabel dalam matematika dikenal dengan dimensi atau derajat kebebasan, yang divisualisasikan secara abstrak dengan matriks dan persamaan. Penting bagi kita untuk memahami konsep dasar dan mekanika karena matematika modern dan komputasi bergantung padanya.

Kita mengerti tentang ruang tiga dimensi. Kita pun mampu menghitung jarak terpendek antara dua titik dengan rumus Pythagoras. Terkait dengan hal itu, kita mengenal obyek satu dimensi seperti garis dengan panjang, permukaan dua dimensi seperti luas dan kurva Gaussian, serta padatan tiga dimensi seperti volum dan massa jenis.

---

Obyek yang besar cenderung kurang kuat dimana fenomena ini memaksa kita untuk memilih struktur sebagai kelengkapan arsitektur. Dalam arsitektur pun membangun suatu obyek yang besar memerlukan konsekuensi terkait dengan besarnya jarak. Untuk itu diperlukan semacam penyangga dan kantilever. Dan solusi penyelesaian obyek yang berbeda skalanya pun berbeda pula strukturnya. Sehingga dalam pencarian solusinya harus mematuhi konsep-konsep dasar struktur. Distribusi material dan gaya dalam sistem struktur sangat penting. Tak hanya itu, perbedaan material pun berpengaruh karena masing-masing material mempunyai tipe pembebanan yang berbeda-beda.

Adanya berbagai permasalahan ini memerlukan pearanan dan kolaborasi dari insinyur dan arsitek. Dimana arsitek fokus pada pemecahan masalah-masalah arsitektur serta estetika sementara insinyur menyelesaikan desain bangunan dengan model matematis dan simulasi komputer.

---

Studi kasus








The Pinnacle (dulu ‘Bishopsgate Tower’) merupakan satu dari sekian banyak bangunan tinggi yang direncanakan untuk kota London. Bagian yang menarik dari pembangunan The Pinnacle ini adalah menaranya. Menara yang didesain merupakan implementasi dari bahasa program C+. Alasan pemakaian program ini adalah karena high-performance, interaktif, dan fleksibilitas yang dimiliki program ini mampu untuk mengakomodasi skala dan kompleksitas suatu proyek.

Fokus utama desain menara ini adalah memproduksi suatu bentuk geometri yang relatif mudah untuk dibuat dan dikomunikasikan. Untuk itu diperlukanlah fleksibilitas dalam proses desain. Kebutuhan akan fleksibilitas maksudnya fokus desain tidak lagi pada desain obyek tapi pada desain sistemnya.

Dengan sitenya yang berbentuk segitiga, tim desain perlu memutar otak kembali. Bagaimana cara mendesain kulit bangunan yang mampu membagi volumenya menjadi dua komponen visual? Sebagai solusi dibuatlah suatu desain poligon yang berbentuk seperti kulit atau tubuh ular.
(sumber gambar : www. skyscappercity.com)

Kamis, 26 Februari 2009

Arsitektur dan Dunia Digital

Tak dapat dipungkiri, saat ini dunia digital sebagai produk dari derasnya arus globalisasi dan juga pesatnya kemajuan teknologi, sudah merambah ke berbagai aspek kehidupan. Tak terkecuali bidang arsitektur.


Dalam arsitektur masa kini, dikenal istilah baru “arsitektur digital”, sebuah istilah yang muncul sehubungan dengan tuntutan zaman akan kebutuhan teknologi. Sesuai namanya, arsitektur digital bermakna bahwa dunia arsitektur pun menggunakan berbagai produk digital sebagai bagian dari upaya desain.


Adapun pada kesempatan kali ini, saya tidak akan membahas lebih dalam apa itu arsitektur digital, bagaimana sejarahnya, dan lain-lain. Saya hanya ingin membahas, MENGAPA DUNIA DIGITAL MELANDA ARSITEKTUR DAN BAGAIMANA MENYIKAPINYA?

Nah, seperti yang telah saya ungkapkan sebelumnya, dunia digital hadir dalam arsitektur sebagai sebuah teknologi yang membantu meningkatkan kwalitas dan kwantitas serta keefektifan dan kefisienan kerja. Baik itu dalam proses menganalisis, merancang/mendesain, dan lain-lain. Produk-produk tersebut berupa software seperti AutoCAD, ArchiCAD, SketchUp, Ecotect, Photoshop, hingga Corel Draw, Macromedia, dan lainnya.


Lantas apa sih manfaat dari dunia digital bagi arsitektur? Berdasarkan hasil diskusi dengan beberapa teman, saya bisa sedikit mneyimpulkannya. Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut

1. software-software yang notabene merupakan produk digital -seperti yang telah dijelaskan di atas- membantu mempercepat kerja. Mengapa lebih cepat? Jika kita tengok ke belakang, ketika belum ada software-software canggih seperti sekarang ini, seorang arsitek memerlukan waktu yang cukup lama untuk mendesain secara manual. Tak hanya itu, bahkan dibutuhkan ketepatan dan ketelitian dalam mendesain secara manual yang dalam hal ini pastinya memakan waktu cukup lama. Dengan adanya perangkat digital ini, pekerjaan arsitek akan lebih ringan, hemat waktu (cepat selesai), tepat dan teliti, dan lain-lain. Selain itu, dengan software tersebut memungkinkan dihasilkannya kombinasi yang bervariatif dan lebih banyak.

2. hadirnya dunia digital rupanya juga bisa meminimalisir human error.

3. zaman akan terus berkembang, dimana kebutuhan manusia akan terus meningkat. Maka diperlukan juga peningkatan kemampuan atau kwalitas alat pemenuhan kebutuhan manusia tersebut. Jadi lama kelamaan akan semakin canggih. Contohlah ada software AutoCAD 2004 yang kini berkembang menjadi AutoCAD 2006 yang lebih canggih.


Sebenarnya masih banyak sekali manfaat arsitektur digital yang tak mungkin bisa disebutkan satu per satu. Nah, terkait dengan hal itu, muncul sebuah pertanyaan baru, “Bagaimana kita menyikapi arsitektur digital?”
Kehadiran dunia digital dalam arsitektur ‘memaksa’ kita untuk dapat menguasainya, setidaknya menguasai kompetensi dasarnya. Karena pada era sekarang ini, kemampuan penguasaan teknologi terkadang bisa menjadi syarat mutlak untuk mampu berdaya saing. Namun meski telah menguasai konpetensi arsitektur digital sedemikian rupa, janganlah kita melupakan manual drawing. Secanggih apapun software arsitektur digital, pastilah terdapat kekurangan. Jadi walau bagaimanapun, kemampuan menguasai dunia digital pun harus dibackup dengan kemampuan hand drawing yang bagus pula.
(bersambung...)